Status FB saya (16 April) demikian:
Semoga wakil DPR/D Bali terpilih adalah mereka yang benar2 memiliki kematangan wawasan dan idealisme perjuangan untuk tanah Bali. Bali akan sangat kecewa jika para incumbent yang telah diberikan kesempatan namun ingkar, terpilih kembali mengemban tugas yang tidak mudah itu.
Serbuan para misioanaris dan usaha kaum fundamentalis untuk menggoyahkan benteng terakhir Hindu Nusantara dan sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara agama, tidak akan pernah padam – memerlukan jawaban riil oleh para wakil Bali tersebut.
Meski demokrasi adalah ‘ladang kering’ bagi tumbuhnya idealisme perjuangan dan perlawanan atas ‘bahaya laten’ NKRI tersebut, kita masih berharap akan kepekaan masyarakat untuk memilih wakil yang tepat. Semoga harapan ini tidak naif!
Keesokan harinya, saya menerima pesan pada inbox (bukan comment di publik) dari Arya Weda. Transkrip pesan yang saya terima via inbox sbb:
Arya Wedakarna : Kami ini para ksatria. Kami adalah akademisi dan juga used to be aktivis kampus dan organisasi. Jadi menjaga martabat dan nama baik adalah segala2nya. Tanpa diingatkan saja kami akan bergerak. Mari belajar positif thingking terhadap sesama saudara.pilih kata2 yg membangkitkan semangat… Suksme
Sadwika Salain: Hi Arya…apa itu? Itu bukan pesan personal…jadi silahkan tanggapi di publik aja. Btw, siapa itu ‘kami’? Saya apresiasi jika Arya tlh banyak berbuat..jadi tidak seharusnya mengidap the loser syndrome dan tersindir. Justru pesan itu utk para incumbent. Eniwe, suksma atas komennya.
Arya Weda: Jelas harus saya komen. Siapapun yg terlalu bnyk bicara harus saya kasi komentari apalagi menyangkut bali. agar komentar mereka proposional. Siapa yg tersindir ? NO WAY ! Loser syndrome ? NO WAY, saya cuma tidak suka saja kata2 itu… Kampungan saja. Saya tdk tau anda itu siapa, jadi tdk ada beban bg sy u menanggapi. Anda kasi pesan ke saya dan sy tanggapi. Merdeka kan? Jika tak setuju silahkan leave FB saya, I don’t know u, kalaupun sy minta suggest for sure bukan dari kamu. Tq
Sadwika Salain : OK.. saya akan angkat ini ke ranah publik!
Arya Wedakarna : Its a free country …. Up to u ! I don’t know u at all….no need to respons…. Tq
(Setelah menulis pesan ini, dia ‘unfriend’ Facebook)
Sadwika Salain : Ha…ha…ternyata jiwa anda jauh dari perjuangan Bung Karno. Btw, selamat!Unfriend? Ternyata anda hanya coward!
Saya coba teks lagi ke inbox dia, tapi tidak ada balasan.
Sadwika Salain : Arya, semua status yang saya tulis tidak dimaksudkan untuk menyudutkan seseorang. Dan oleh karenanya tidak perlu merasa tersindir. Siapa saya? Ini tidak penting, meski saya banyak data ttg kasus pelecehan seksual TTB, BDDN dsb..Saya juga nda perlu tanya apa itu Satya Gama dsb.. Itu kontra produktif dan tidak baik. Pandangan saya, Bali perlu orang2 spt dan oleh karenanya perlu didukung dalam batas tertentu. Saya hargai itu! Ttg komunikasi yang duluan, maaf telah saya sebar ke semua jaringan saya. Semoga bisa jadi ajang pembelajaran buat kita. ANda unfriend? Itu adalah hak anda..nda masalah! Terimakasih.
Leave a Reply