Riuh rendah politik tanah air seakan menelan momentum berharga ini, Hari Guru Nasional. Lupa, karena memang ini tidak seksi bagi media sehingga ta banyak diliput. Demikian pula oleh perhatian saya yang kadang on membaca berita nasional, kadang juga tidak.
Kealfaan saya ini bukan karena makin menitipisnya rasa terimakasih saya kepada semua guru yang telah memberikan begitu banyak jasanya kepada saya pribadi. Karena mereka semua malam ini saya bisa duduk santai di depan laptop sambil menuliskan apa yang saya mau. Karena mereka saya bisa memilah semua kepalsuan dari hiruk pikut dunia politik yang saat ini tengah berlangsung di tanah air – megalomania atas momentum pelecehan agama oleh seorang Ahok.
Hmmmm…karena semua hiruk pikuk ini pula, saya lupa menyadari bahwa saya adalah seorang guru, paling tidak dari status dosen saya, yang karena keasikan melanglangbuana untuk mencari secercah ilmu ke negeri jiran, belum sempat mengamalkan dan membagi sedikit ilmu dengan segenap insan bangsa. Ahhh….barangkali ini sebuah alasan klise. Bisa jadi. Tapi sudahlah…yang penting, hari ini saya masih ingat untuk tetap berucap:
Selamat hari guru…! Meski terkesan latah dan ta ada ‘objek’ yang secara riil saya selamati, minimal, dapat mengeksresikan rasa terimakasih saya pada beliau-beliau semua, yang berjasa bukan hanya pada saya seorang, melainkan semua pribadi yang bisa belajar dan memetik hikmah hakiki dari ilmu yang didapat di bangku sekolah, yang entah apa itu….
Sekali lagi, Selamat Hari Guru….!
Leave a Reply